Pasar Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya tengah mengalami tekanan besar dalam beberapa hari terakhir. Menurut analis kripto dengan nama julukan Ash Crypto di platform media sosial X, kondisi ini dipicu oleh kebijakan moneter ketat yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed) dalam rapat FOMC pada Rabu (18/12/2024).
Ash menjelaskan bahwa perubahan sikap The Fed, yang sebelumnya diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2025, kini direvisi menjadi hanya dua kali pemangkasan. Hal ini memberikan tekanan pada pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Kebijakan Ketat The Fed dan Inflasi
Dalam pernyataannya, Ash menyoroti bahwa inflasi yang kembali naik dalam beberapa bulan terakhir menjadi alasan utama di balik sikap hawkish The Fed.
“The Fed mengindikasikan bahwa target inflasi 2 persen masih jauh dari jangkauan. Akibatnya, mereka memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat,” ungkap Ash.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Bitcoin dan aset kripto lainnya cenderung berkinerja baik dalam kondisi kebijakan moneter longgar, di mana suku bunga rendah dan likuiditas pasar tinggi. Sebaliknya, kebijakan ketat seperti saat ini menciptakan tekanan besar pada pasar kripto.
“Solusi sederhananya adalah perlambat saja pemangkasan suku bunga dan berhenti mencetak uang,” tambahnya.
Tren Jangka Pendek dan Optimisme Jangka Panjang
Ash memperkirakan bahwa tekanan pada pasar kripto akan terus berlanjut dalam jangka pendek. Namun, ia tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang.
“Apakah pasar kripto akan terus menurun? Dalam jangka pendek mungkin iya. Namun dalam jangka panjang, kita hanya akan naik,” ujarnya.
WHY BITCOIN AND CRYPTO DUMPED?
THE MARKET DUMPED BECAUSE
OF ONE REASON 👇THE FED TURNED HAWKISH.
IN THE PAST FEW MONTHS, CPI HAS STARTED TO GO UP, AND THE FED NOW THINKS THIS COULD BE A PROBLEM.
IT WAS EXPECTED THAT THERE WOULD BE 3 MORE RATE CUTS IN 2025, BUT AFTER… pic.twitter.com/p3CkRqcAFc
— Ash Crypto (@Ashcryptoreal) December 19, 2024
Optimisme ini didukung oleh pola historis yang menunjukkan bahwa aset digital sering kali rebound kuat setelah periode tekanan yang disebabkan oleh kebijakan moneter.
Waktu yang Tepat untuk ‘Buy the Dip’?
Meski pasar sedang lesu, sejumlah analis dan investor melihat ini sebagai peluang untuk mengambil keuntungan. Strategi seperti ‘buy the dip’ dan Dollar Cost Averaging (DCA) mulai diterapkan oleh beberapa trader, dengan banyak yang memanfaatkan momen penurunan untuk memperbesar posisi investasi mereka.
Bagi sebagian investor, tekanan pasar ini dianggap sebagai fase sementara dalam perjalanan panjang menuju pertumbuhan kripto yang lebih stabil.
Dengan berbagai pandangan yang beredar, pasar kini menunggu langkah berikutnya dari The Fed, yang diyakini akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan pasar aset digital ke depan.